LITERASI SENJA DAN APRESIASI KOPI
- Home
- Dokumen
- LITERASI SENJA DAN APRESIASI KOPI
Detail Dokumen
LITERASI SENJA DAN APRESIASI KOPI
Tanggal Publish |
: |
13 November 2019 |
Kategori |
: |
Berkala |
Jenis Informasi |
: |
Program dan Kegiatan di Badan Publik |
Sub Jenis Informasi |
: |
Program dan Kegiatan |
Tipe Dokumen |
: |
Text |
Kandungan Informasi |
: |
LITERASI SENJA DAN APRESIASI KOPI Literasi senja dan apresiasi kopi bukan merupakan sebuah pergerakan, melainkan ini merupakan bentuk ruang dan waktu kita bisa jujur berkarya dan memberikan apresiasi atas sebuah karya ide gagasan dan kreatifitas kawan-kawan dari kabupaten tanah laut maupun diluar tanah laut. Hal ini disampaikan Aditya Nugraha pada saat acara Literasi senja dan Apresiasi Kopi yang diselenggarakan oleh Forum Literasi Senja yang bertempat di Mina Tirta Pelaihari, Minggu (10/11). Lebih lanjut Aditya Nugraha mengatakan Tujuan literasi senja ini adalah memberi ruang untuk kawan-kawan yang belum menemukan tempat untuk berkarya. "Sebenarnya dari tanah laut sudah ada yang berprestasi tingkat asia yang mana beberapa puisinya menang tingkat asia yaitu ibu Ayu Siti dan untuk tingkat nasional Jamal Suryanta dan pak Taufik Nur," ungkapnya. Disebutkan, ini merupakan kali ke 4 panggung dinamika literasi senja semoga persembahan dari hati ini dapat memberikan makna dan hiburan bagi kita semua. "Jadi kami disini membentuk forum komunikasi sastra dan forum komunikasi apresiasi kopi tala, kami ingin semua forum komunikasi ini berjalan beriringan, kalo maju maju beringiring dan disini kami menghimpun dan fasilitasi mereka untuk berkarya kalaupun ada even kami tampil sama-sama sampai ada hashtag nya bersama kita hebat," tutur Adit. Aditya Nugraha juga berharap dengan literasi senja ini tumbuh sastrawan-satrawan yang berprestasi ketingkat internasional target kita, karena sudah mencapai tingkat Asia tidak menutup kemungkinan akan ketingkat internasional. Sementara itu, Riski Nanda dari Apresiasi Kopi mengatakan untuk Tanah Laut alhamdulillah kita menemukan 3 kopi jenis leberika dan robusta, untuk kopi leberika ini pun sudah kita proses 50 kg. Dijelaskan, pasar untuk saat ini kita berada di gelombang ke 3 kopi, yang mana kopi tersebut yang dicari bukan rasa tetapi sejarah dari kopi tersebut, mulai dari petani, pasca panen, proses semai, roasting sampai kita nikmati saat ini. "Untuk Tanah Laut budaya mengopi sudah mulai bagus tapi mungkin dengan kopi sachet yang memakai gula, disini kami mengajak semua bisa menikmati kopi tanpa embel-embel yang lain seperti gula dan susu, karena kopi itu dari buah yang menyimpan rasa manis, asam dan rasa pahit. Turut berhadir pada acara tersebut asisten Bidang Administrasi Umum Safarin S.IP, M.Si, dari Lembaga Kindai Seni Kreatif Banjarbaru Ali Syamsudin Arsi, para sastrawan, anggota Forum Literasi Senja dan Apresiasi Kopi. |
Badan Publik |
: |
Dinas Komunikasi dan Informatika |
File Lampiran |
: |
Download 464.69 KB
|